Saturday, March 30, 2013

BUTIR SOAL HAL. 24


1. Maksud dari prinsip dasar evaluasi adalah :
a). Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembelajaran bagi masyarakat.
b). Evaluasi bersifat sebagai seni, sehingga tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilakukan dengan metode yang berbeda.
c). Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan tertentu.
d). Biasanya penelitian / tindakan evaluasi adalah tanggung jawab sebuah tim dan bukan bersifat perorangan.
e). Evaluatir tidak terikat pada suatu sekolah demikian pula sebaliknya.
f). Evaluasi adalah sebuah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi terhadap program.
g). Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk pendalaman metode penggalian informasi.
h). Evaluasi akan mantap apabila dilakukan dengan instrumen dan teknik yang aplicable.
i). Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif , evaluasi sumatif dan evaluasi program.
j). Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab akibat, bukan terpaku pada angka soalan tes.


2. Macam – macam tantangan pelaksanaan evaluasi penjas di sekolah, antara lain :
a). Jumlah siswa yang banyak yang tidak sesuai dengan jumlah guru penjas. Di tingkat sekolah dasar, guru penjas biasanya harus mengelola siswa dari kelas 1 sampai kelas 6. Lebih sulit lagi akrena yang dipelajari oleh siswa adalah kesesuaian antara kemampuan fisik dan perkembangan mental yang berbeda-beda.

b). Alokasi waktu pelajaran penjas di SD amat terbatas untuk mengadakan pengetesan. Dengan jumlah pertemuan satu kali dalam seminggu (waktu efektifnya sekitar 60 menit) dengan materi yang cukup banyak akan menyulitkan guru untuk -mengalokasikan waktu pengetesan karena lebih berkutat dengan penyampaian bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.

c). peralatan yang dimiliki sangat minim.
Alat penunjang pembelajaran tersebut masih minim ketersediaannya, sehingga dapat menghambat proses KBM. 

3.  - Dengan cara mengelompokkan siswa tsb dibagi menjadi 4 kelompok atau beberapa kelompok ,
- Keterbatasan waktu tsb dapat diatasi dengan langkah mengadakan kegiatan ekstra kulikuler diluar jam pelajaran sekolah.
-  Keterbatasan peralatan penunjang tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan –kebutuhan dan hampir menyeruapai alat sebenarnya.

BUTIR SOAL HAL. 20


1. Pengertian tes menurut saya berasal dari 3 huruf, yakni T, E, S.
Jadi, makna T  =  Tindakan,  E =  Eksekusi    S  =  sample
Rangkumannya adalah : Tes adalah tindakan yang di eksekusi guna memperoleh data -                                                  suatu objek / sample.

2. Pengukuran menurut saya adalah berasal dari 3 suku kata yakni awalan pe , ukur, dan akhiran an.
Jadi, awalan pe = unsur disengaja , ukur = data / informasi,  akhiran an =  rekrut.
Rangkumannya adalah : Pengukuran adalah unsur kesengajaan merekrut data/informasi.

3. Grading menurut saya adalah  proses pengukuhan nilai peserta didik berpedoman pada
data yang diperoleh melalui assessment.

4. Evaluasi Pendidikan berasal dari 2 suku kata, yakni : evaluasi dan pendidikan.
Jadi, evaluasi = koreksi dengan pembetulan. Pendidikan = kegiatan belajar mengajar.
Rangkumannya adalah : Evaluasi Pendidikan adalah koreksi dengan pembetulan dalam
kegiatan belajar mengajar guna meningkatnya mutu pendidikan.

5. Kedudukan Evaluasi dalam pembelajaran bagaikan penasehat hukum, dalam artian -
begitu pentingnya peran evaluasi dalam kegiatan -
pembelajaran guna tercapainya asas ideologi pendidikan -yang akuntabel.

BUTIR SOAL HAL. 17



Cek (√)
Daftar Cek Kemampuan Bola voli
..............
Anak dapat melakukan gerakan passing bawah
..............
Anak dapat melakukan gerakan passing bawah secara berpasangan
..............
Anak dapat melakukan gerakan passing bawah secara berkelompok
...............
Anak dapat melakukan gerakan passing atas
.............
Anak dapat melakukan gerakan passing atas secara berpasangan
..............
Anak dapat melakukan gerakan passing atas secara berkelompok
.............
Anak dapat melakukan gerakan servis bawah
............
Anak dapat melakukan gerakan servis bawah secara berpasangan
................
Anak dapat melakukan gerakan servis bawah secara berkelompok
............
Anak dapat melakukan gerakan servis samping
.............
Anak dapat melakukan gerakan servis samping secara berpasangan
..............
Anak dapat melakukan gerakan servis samping secara berkelompok
.............
Anak dapat melakukan gerakan servis atas
..............
Anak dapat melakukan gerakan servis atas secara berpasangan
..............
Anak dapat melakukan gerakan servis atas secara berkelompok
..............
Anak dapat melakukan gerakan block
..............
Anak dapat melakukan gerakan block secara berpasangan
..............
Anak dapat melakukan gerakan block secara berkelompok
................
Anak dapat melakukan gerakan smash
..............
Anak dapat melakukan gerakan smash secara berpasangan
..............
Anak dapat melakukan gerakan smash secara berkelompok

TUGAS EVALUASI 1 DAN 2


TUGAS HALAMAN NO 17, 20 DAN 24 DALAM BUKU PAKET
 EVALUASI PENDIDIKAN

TUGAS

Diajukan untuk memenuhi tugas ke-1 dan 2 Evaluasi Pendidikan





Oleh :

 NAMA           : ACEP KURNIA
       KELAS           : 3J
                                               NPM                : 102191378
           


PROGRAM STUDI JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI
 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI

2013

Thursday, March 28, 2013

LANJUTAN tugas SOSIOLOGI

INTERAKSI ANTARA PEMERINTAH, SWASTA DAN MASYARAKAT DALAM PEMBINAAN OLAHRAGA NASIONAL


Perkembangan kemandirian organisasi olahraga tidak sepenuhnya tercapai. Swasta dan sponsor sudah terlibat dalam proses pembinaan, namun kenyataannya peranan pemerintah tetap besar dan dibutuhkan.


Efektivitas Pembinaan
Aspek manajemen keolahragan nasional dinilai masih lemah.
Model pembinaan adalah sebuah sistem penyelenggaran yang dipengaruhi faktor eksternal (geografis,demografis, ekonomi, politik, sosbud), dan juga ikut terbentuk oleh kekuatan dari luar (IOC).


Arah Pembangunan Keolahragaan Nasional

1. Dampak Penjas dan Olahraga
a. Meningkatkan stabilitas sosial-psikologis.
b. Fungsi sosialisasi
c. Mempersatukan warga masyarakat yang berkelompok-kelompok sehingga melumat dan menyatu dalam tujuan bersama
d. OR kompetitif berpotensi mendorong mobilitas sosial seseorang


2. Arah Pembinaan OR pada Abad 21

Peningkatan dalam olahraga kemasyarakatan, olahraga bagi semua orang (sport for all): layanan jasa orkes, lansia, or pengisis waktu luang.
Pengembangan OR sebagai sebuah investasi dengan keuntungan ekonomi sebagai tuntutan yang kian meningkat.



Masalah dan Tantangan dalam Pembinaan

1. Tantangan Terhadap Penjas
Praktik penjas masih pembinaan skill; Status penjas masih lemah; Profesionalisme guru kurang perhatian; Visi penjas belum tercapai.

2. Tantangan Terhadap OR Kompetitif
Investasi iptek OR amat terbatas; Penolakan inovasi karena prasangkan dan sikap tertutup dari pembina dan atlet; Pola pembinaan masih sentralisasi; Penggalian dana pembinaan terbatas (APBN atau APBD); Sponsorship hanya untuk pertandingan; Koordinasi lemah pada sub-sistem pembinaan; Munculnya agresifitas berlebihan; Doping.

Peranan Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat

KONI merupakan jawaban terhadap perubahan kebijakan (politik dan kekuasaan) pembangunan nasional keolahragaan.
Perlu dikembangkan konsep keterpaduan (integrasi) usaha pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Pemerintah berperan:
§ Menjamin perlindungan hukum
§ Mengawasi doping dan penyimpangan proses pembinaan
§ Menetapkan kebijakan nasional
§ Menyelenggarakana diklat, memfasilitasi penjas dan or
§ Mengkoordinir jaringan kegiatan or untuk sekolah, usaha eksperimen dan produksi alat or dan menetapkan standarnya.

Swasta berperan sebagai sponsorship yang:
§ Membuat produk yang berkaitan langsung dengan kebutuhan or (sepatu,dll)
§ Membuat produk makanan dan alat higienis
§ Membuat produk yang tidak bertalian langsung dengan or (asuransi,dll)
§ Tidak ada kaitan langsung dengan or (kilang minyak, dll).

Sumbangan dari masyarakat adalah partisipasi berupa sumbangan dana, tenaga, waktu, dan fikiran.
Pendayagunaan dan mobilisasi sumber daya lokal dan pembangunan daerah untuk mendukung kekuatan nasional.

tugas SOSIOLOGI




INTERAKSI ANTARA PEMERINTAH, SWASTA DAN MASYARAKAT DALAM PEMBINAAN OLAHRAGA NASIONAL

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Sosiologi Olahraga







Oleh :

                                                                       Kelas  3J

                                  ACEP KURNIA         :           102191378
          
           







PROGRAM STUDI JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI
 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI 
2013


BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG MASALAH
    Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat di kelompokan menjadi lari, lompat ,dan lempar. Kata ini berasal dari bahasa Yunani “athlon” yang berarti “kontes”. Atletik  merupakan cabang yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI ( Persatuan Atletik Seluruh Indonesia ). Dimana olahraga atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling tua dibandingkan pada olahraga yang lainnya ( Drs.Aip Syarifuddin : 1985 : 07 ).
Berikut ini adalah nomor-nomor atletik yang di perlombakan, antara lain;
1. lari
    Sprint
    Lari berintang
    Haling rintang
    Estafet
    Jarak jauh
    Jarak menengah

2. melempar
    Tolak peluru
    Lempar peluru
    Lempar lembing
    Lempar cakram

3. lompat
    Lompat tinggi
    Lompat galah
    Lompat jauh
    Lompat ganda


Dari  sekian banyak nomor-nomor yang ada pada cabang olahraga atletik , penulis berminat untuk membahas nomor tolak peluru. Dimana tolak peluru merupakan cabang olahraga yang menggunakan peluru sebagai media untuk melakukan tolakan. Dalam olahraga ini kekuatan  lengan sangat dibutuhkan dalam menunjang jauh hasil tolakan , cara awal yang perlu di pelajari oleh seseorang ketika akan melakukan olahraga tolak peluru adalah tehnik dasar tolak peluru. Tujuan utama dari tolak peluru adalah melakukan tolakan sejauh-jauhnya secara sah dan benar. Menurut  aturan yang ada dalam tolak peluru di bagi menjadi dua yaitu ; gaya menyamping( ortodok ) dan gaya membelakangi ( obrian ).
Di Universitas Siliwangi Tasikmalaya, nomor tolak peluru telah menjadi mata kuliah wajib bagi mahasiswa fkip jurusan pendidikan olahraga. Mata kuliah ini terdapat dalam mata kuliah atletik. Berdasarkan pengamatan penulis, mahasiswa mahasiwa pendidikan jasmanai kesehatan dan rekrasi semester 5 sangat antusias ketika belajar nomor tolak peluru.
Namun dalam kenyataan yang terjadi dilapangan, pada mahasiswa pendidikan jasmanai kesehatan dan rekrasi semester 5 dalam nomor tolak peluru ternyata mengalami kendala. Hal ini diebabkan oleh kurangnya power otot lengan dan bahu sehingga kekuatan tolakan tidak ada dan menyebabkan hasil tolakan tidak maksimal. Untuk membantu mengatasi masalah tersebut, penulis telah merangkum beberapa latihan yang dapat meningkatkan kekuatan otot lengan dan bahu sehingga mahasiswa tersebut dapat hasil tolakan yang maksimal pada nomor tolak peluru.
Adapun latihan yang dapat penulis berikan untuk meningkatkan hasil tolakan pada tolak peluru adalah.,
    Heavy bag thrust
    Medicine ball
    Push up
    Dumb ell arm swing
    Pull up
    Dari kelima jenis latihan yang dapat diberikan untuk meningkatkan hasil tolakan, penulis mengambil salah satunya  yaitu “PENGARUH LATIHAN HEAVY BAG THRUST TERHADAP HASIL TOLAKAN PADA NOMOR TOLAK PELURU”
B. Identifikasi Masalah
    Apakah ada pengaruh latihan Heavy bag thrus terhadap hasil tolakan peluru ?
    Apakah ada pengaruh latihan Medicine ball terhadap hasil tolakan peluru ?
    Apakah ada pengaruh latihan push up terhadap hasil tolakan peluru ?
    Apakah ada pengaruh latihan  dumb ball arm swing terhadap hasil tolakan peluru ?
    Apakah ada pengaruh latihan pull up terhadap hasil tolakan peluru ?



C. Pembatasan Masalah
    Apakah ada pengaruh latihan heavy bag thrus terhadap hasil tolakan pada tolak peluru ?

D. Rumusan Masalah
    Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah, maka dapat di rumuskan , yaitu apakah latihan heavy bag thrust berpengaruh terhadap hasil tolakan pada tolak peluru di mahasiswa pendidikan jasmani kesehatan rekreasi semester 5.

E. Tujuan Penelitian
     Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan heavy bag thrust terhadap hasil tolakan pada tolak peluru di mahasiswa pendidikan jasmani kesehatan rekreasi semester 5.



PROPOSAL tugas METLIT 03 Tgl. 20/03/2013



“PENGARUH LATIHAN HEAVY BAG THRUST TERHADAP HASIL TOLAKAN PADA NOMOR TOLAK PELURU”

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi tugas Metode Penelitian 3







Oleh :

NAMA           : ACEP KURNIA
                   KELAS           : 3J
                                                       NPM               : 102191378












PROGRAM STUDI JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI
 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2013

Saturday, March 23, 2013

Avira Premium 2013 + HBD key Licencse 1 Years



Minimum Requirements : 
Windows XP / Vista / 7/ 8 (32 and 64 bits) 
512 MB of RAM 
150 MB Free HDD Space 
1 GHz of Processor
 

Friday, March 22, 2013

DAFTAR RUJUKAN

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
          Jakarta: Balai Pustaka

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Tahap-tahap penelitian



Berdasarkan observasi awal yang dilakukan proses pembelajaran yang dilakukan adalah model pembelajaran kooperatif……… Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus . Setiap siklus tediri dari perencanaan, tindakan, penerapan tindakan, observasi, refleksi.


Siklus I


1. Perencanaan


Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Kegiatan pada tahap ini adalah :


· Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan dalam PTK.


· Penyusunan lembar masalah/lembar kerja siswa sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai


· Membuat soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pemebelajaran siswa.


· Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan akademis, jenis kelamin,maupun etnis.


· Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan model pembelajaran yang akan dilaksanakan


2. Pelaksanaan Tindakan


· Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar IPA secara kooperatif learning dengan model……Adapun langkah – langkah yang dilakukan adalah(sesuaikan dengan scenario pembelajaran)


· Kegiatan penutup


Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, guru memberikan test secara tertulis untuk mengevalausi hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.


3. Observasi
Pengamatan dilakukan selama proses proses pembelajaran berlangsung dan hendaknya pengamat melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya.


4. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah ada dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai.



Refleksi daimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan,kenapa hal itu terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya unttuk menghasilkan perbaikan pada siklus II


Siklus II
Kegiatan pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I hanya saja perencanaan kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus I sehingga lebih mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus I.

Rumus untuk mencari skor klasikal kemampuan bertanya siswa



Skor riil X 4


Skor maks


Keterangan:
Skor riil : skor total yang diperoleh siswa
Skor maksimal : Skor total yang seharusnya diperoleh siswa
4 : Skor maksimal dari tiap jawaban( pedoman penskoran lihat lampiran )

2. Hasil Belajar


Hasil belajar pada aspek kognetif dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.



Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan criteria ketuntasan belajar. Secam Aswirara individu, siswa dianggap telah belajar tuntas apabila daya serapnya mencapai 65 %, Secara kelompok dainggap tuntas jika telah belajar apabila mencapai 85 % dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 65 % (Dedikbud 2000 dalam Aswirda 2007)

I. Metode Penelitian



a.    Jenis Penelitianti

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas(PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan perbaikan –perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran.  PTK yaitu suatu kegaitan menguji cobakan suatu id eke dalam  praktik atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar ( Riyanto, 2001)



b. Kehadiran Peneliti



Pada penelitian ini, peneliti sebagai guru dan merencanakan kegiatan berikut :


1. Menyusun angket untuk pembelajaran dan menyusun rencana program pembelajaran


2. Mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan pembelajaran dan wawancara untuk mengetahui proses pembelajaran yangdilakukan oleh guru kelas


3. Melaksanakan rencana program pembelajaran yang telah dibuat


4. Melaporkan hasil penelitian


c. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di…….
d.    Data dan sumber


1. Data dalam penelitian ini adalah kemampuan berfikir siswa yang diperoleh dengan mengamati munculnya pertanyaan dan jawaban yang muncul selama diskusi berlangsung dan diklasifikasikan menjadi C1 – C 6. Data untuk hasil penelian diperoleh berdasarkan nilai ulangan harian (test).


2. Sumber data penelitian adalah siswa kelas……. Sebagai obyek penelitian


e. Prosedur pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
1.    Wawancara
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa
2.    Angket
Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon  atau tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif
3.    Observasi
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri dari beberapa deskriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Obsevasi dilakukan oleh 3 orang observer.
4.    Test
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choise agar banyak materi tercakup
5.    Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua  data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini
f.    Analisis data
1.    Kemampuan Berfikir
Kualitas pertanyaan dan jawaban siswa dianalisis dengan rubric. Kemudian untuk mengetahui peningkatan skor kemampuan berfikir, pertanyaan dan janwaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus I dibandingkan dengan pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus II.
Template by : kendhin x-template.blogspot.com