Thursday, April 4, 2013

BAB II



BAB II
KAJIAN TEORITIS


A.  LANDASAN TEORITIS

 Hakekat Latihan
Pengertian Latihan
Definisi latihan olahraga yang yang dimodifikasi Dietrch Harre (1971) menyatakan bahwa latihan adalah suatu proses penyempurnaan olahraga yang diatur dengan prinsip – prinsip yang bersifat alamiah, khususnya prinsip – prinsip paedagogis. Proses ini yang direncanakan dan sistematis, meningkatkan kesiapan untuk tampil dari seorang olahragawan atau olahragawati Yossef Nossek (1982:12).
Sedangkan menurut Harsono (1988) latihan atau training adalah suatu proses belatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang – ulang, dan yang kian hari jumlah beban latihanya kian bertambah. Rusli `Lutan (2005:90).

Tujuan latihan :

    Menurut Rusli Lutan (2005:88) ada empat aspek latihan berdasarkan tujuan dan unsur yang akan dilatih yaitu sebagai berikut:
    Latiahn fisik adalah latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi fisik, yaitu faktor yang sangat penting bagi setiap atlet. Tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan – latihan, apalagi bertanding dengan sempurna. Beberapa unsur kemampuan fisik dasar yang perlu di kembangkan antara lain ialah kekuatan, daya tahan, kelentukan kelincahan, dan kecepatan.
    Latihan teknik. Latihan teknik bertujuan untuk mempermahir penguasaan keteranpilan gerak  dalam suatu cabang olahraga,
    Latihan taktik bertujuan untuk mengembangkan dan menumbuhkan daya tafsir pada atlet ketika melaksanakan kegiatan olahraga yang bersangkutan
    Latihan mental. Latihan mental sama pentingnya dengan ketiga aspek tersebut di atas. Sebab, betapa sempurnapun perkembangan fisik, teknik serta taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang, prestasi tinggi tidak mungkin akan dicapai
    Hakekat Latihan Heavy bag thrust
Latihan ini membutuhkan sebuah karung tinju yang digantung memakai tali atau kabel yang melibatkan otot trisep, pectorals, deltoid, bisep, (lengan) trapezius, abdominal, ectiternal obliges dan otot pinggul ekstensor. Latihan ini cocok digunakan untuk olahraga pelempar cakram, tolak peluru, angkat besi serta  sepak bola dan bola basket.

Posisi awal
    Menghadap kekarung tinju dengan posisi kaki dalam terbelah setengah, Kaki depan sejajar dengan karung tinju, tangan diletakkan dikarung tinju setinggi dada dengan jari menghadap keatas. Siku harus dekat dengan tubuh dan lengan harus sepenuhnya tertekuk.

    Menjaga kaki tetap stabil dan terus mendorong karung tinju dari badan secepat mungkin, setelah karung tinju melayang, posisi lengan harus memanjang dengan tangan terbuka, menangkap  dan mematahkan momentum dari karung tinju yang sedang melayang menggunakan otot lengan, dan otot bahu mendorong karung tinju kembali lagi sebelum mencapai posisi awal. Berkonsentrasi pada mempertahankan sikap tubuh yang sama diseluruh sisi latihan dan menekankan kecepatan dan eksplosing power.
Latihan ini dilakukan 3 sampai 6 set dari 10 sampai 20 pengulangan: istirahat sekitar 2menit dalam masing-masing set.

3. Hakekat Tolak Peluru
        Tolak peluru adalah salah satu nomor lempar pada cabang olahraga atletik. Sesuai dengan namanya maka peluru tidak dilempar tetapi ditolak atau didorong, yaitu berupa dorongan dari bahu yang kuat disertai dengan gerak merentangkan lengan, pergelangan tangan dan jari-jari yang terarah dengan tujuan agar didapat jarak tolakan yang maksimal ( Jarver, 1999:112).
    Teknik tolak peluru adalah semata mata satu metode penolakan dengan satu tangan. Ketika menolak dengan mengambil sikap berdiri dengan didalam lingkaran yang berdiameter 2,135 meter untuk memulai tolakan, peluru harus dekat dengan bahu atau dagu. Selama menolak peluru tidak boleh diletakan dibelakang bahu. Transisi dari luncuran tolakan yang sebenarnya dapat disempurnakan dengan gaya gerak. Adapun sudut lepas 400 (Yusuf, 1986:9.3-9.7)

    Adapun berat peluru dalam tolak peluru ;
    DEWASA PUTRA  : 7,257 Kg
    DEWASA PUTRI    : 4 Kg
    REMAJA PUTRA    : 5 Kg
    REMAJA PUTRI     : 3 Kg
Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tolak peluru adalah suatu gerakan menolak atau mendorong peluru( alat yang bundar), terbuat dari logam(besi, tembaga, atau kuningan).
Cara memegang peluru
Untuk mendapatkan pegangan yang paling baik dan efisien, sehingga penyaluran tenaga cukup efektif sewaktu peluru dilontarkan maka yang harus diperhatikan cara memegang peluru sebagai berikut:

 Jari-jari agak meregang, jari kelingking tidak tepat dibelakang peluru tetapi ditekuk dan berada disamping peluru. Dengan demikian jari ini dapat membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya. Untuk menggunakan cara ini, pelempar harus mempunyai jari-jari yang kuat dan panjang.
    Cara ini hampir sama dengan cara pertama. Jari-jari agak rapat ibu jari disamping belakang peluru. Dengan deemikian jari kelingking kecuali untuk menahan jangan mengadakan tekanan pada waktu peluru ditolak. Cara ini lebih banyak digunakan dari pada cara pertama.
    Bagi mereka yang tangannya kecil dan jarinya pendek, dapat menggunakan cara yerakhir ini, posisi jari-jari seperti pada cara kedua tapi lebih renggang sedikit. Kelingking dibelakang peluru sehingga turut menolak pelurunya. Ibu jari untuk menahan gesekan kesamping. Mengingat bahwa tangan pelempar kecil serta pendek. Peluru biasanya diletakan hampir pada lekuk tangan.
Sikap badan waktu menolak
Sikap badan pada waktu menolak peluru ini mulai sesaat setelah mahasiswa tersebut kakinya mendarat ditanah, setelah ia melakukan gerakan meluncur. Tolakan harus segera dimulai sesaat setelah kaki kanan menempati posisi seharusnya untuk mencegah menurunnya kecepatan dari gerak peluru, begitu kaki kanan menyentuh tanah, kaki dapat segera diarahkan keatas. Gerakan mengarahkan ke atas ini dikombinasikan dengan mengankat batang tubuh. Pada saat itu pusat gaya berat mahasiswa sedang bergser dari kaki kanan kekaki kiri. Gerakan batang tubuh yang terangkat dan pergeseran tadi hanya mungkin kalau kaki sudah menyentuh tanah didepan lingkaran tadi, gerakan ini harus simultan dengan gerakan kaki kanan yang saat itu juga menyentuh tanah dibagian dalam lingkaran, hendaknya dikombinasikan dengan putaran putaran tumit kanan kearah luar.
Cara menolak peluru
Apabila keadaan sikap badan pada waktu akan menolak tersebut sudah dapat dilakukan dengan baik, artinya berada dalam keadaan seimbang dan sikap untuk melakukan tolakan. Kemudian secepatnya peluru ditolakan sekuat-kuatnya keatas.
Pada sikap badan menyamping, bersamaan dengan memutar badan kearah tolakan. Siku ditarik keatas kebelakang ( kearah samping kiri), pinggul, dan pinggang serta perut didorong kedepan agak keatas hingga dada terbuka menghadap kedepan serong ke atas ke arah tolakan. Dagu diangkat atau ditengadahkan, pandangan kearah tolakan. Pada saat seluruh badan ( dada menghadap kearah tolakan) secepatnya peluru ditolakan sekuat-kuatnya ke atas ke depan ke arah tolakan. Bersamaan dengan bantuan penolakan kaki kanan dan menolakan seluruh badan keatas  serong ke depan, kalau menolak dengan tangan kanan. Kalau dengan tangan kiri kebalikannya.
Sikap badan setelah menolak peluru
Gerakan kembali yaitu gerakan setelah menolak peluru adalah untuk menjaga keseimbangan tubuh dan mencegah terjadinya pelanggaran terhadap peraturan atletik cabang tolak peluru ini. Gerakan ini dimulai sesaat setelah peluru dilontarkan dimana mahasiswa mengikuti gerakan peluru disekeliling lingkaran dan sama sekali tidak boleh dilakukan sebelum peluru lepas dari tangan. Gerakan ini dimulai dengan gerakan kaki yang cepat sekali mundur kepusat lingkaran. Kaki kiri diayunkan kebelakan sambil merendahkan batang tubuh yang menyilang kaki kanan yang ditekuk( Jarver, 199:114)


Cara untuk melakukan gerakan dan sikap akhir
Setelah menolak yaitu:
    setelah peluru ditolakan atau didorong itu lepas dari tangan, secepatnya kaki yang dipergunakan untuk menolak itu diturunkan atau mendarat ( kaki kanan) kira-kira menempati bekas kaki depan dengan lutut agak dibengkokan.
    Kaki kiri ( kaki depan) diangkat kebelakan lurus dan lemas untuk membantu menjaga keseimbangan.
    Badan condong ke depan, dagu diangkat, badan agak miring ke samping kiri, pandangan ke arah jatuhnya peluru.
    Tangan kanan dengan siku agak dibengkokan berada didepan sedikit agak di bawah badan, tangan atau lengan kiri lemas lurus ke belakang untuk membantu menjaga keseimbangan.
Peluru diperhatikan oleh para mahasiswa, meninggalkan lingkaran tolak harus setelah peluru itu jatuh di tanah dan keluar melalui lingkaran bagian belakang
Cara mengambil Awalan atau ancang ancang
Seperti telah dikemukakan, bahwa dalam melakukan tolak peluru gaya menyaamping. Pada waktu mengambil awalan akan melakukan suatu tolakan.gaya menymping adalah suatu cara melakukan gerakan menolak, mulai dari sikap permulaan sampai dengan bergerak ke depan untuk menolakan peluru keadaan badan menyamping arah tolakan.gaya tolakan tersebut adalah gaya pertama kali dipergunakan atlet dalam perlombaan tolak peluru. Namun samapi sekarangpun masih ada yang mempergunakan terutama para atlet pemula. Oleh karena itu gaya tersebut sering dikatakan dengan gaya zaman dahulu atau kuno( ortodok).
Cara untuk melakukan tolak peluru dengan awalan gaya menyamping adalah: sikap permulaan, berdiri tegak didalam lingkaran bagian belakang menyamping arah tolakan. Gerakannya, pada waktu akan melakukan tolakan kaki depan(kiri) digerak-gerakan ke depan ke belakang atau diputar-putarkan untuk membuat atau mendapatkan keseimbangan dan kecepatan awal. Bersamaan dengan menolakan atau mendorong kaki kanan kedepan ke arah tolakan. Kaki kiri digerakan agak kedepan agak kesamping kiri lurus sehingga menyentuh balok penahan. Usahakan badan tetap rendah denagn lutut kaki kanan agak dibengkokan pada saat kaki  kiri kena atau menyentuh balok penahan secepat mungkin badan diputar kearah tolakan, bersamaan bersamaan dengan pinggul, pinggang dan perut didorong kedepan sehingga seluruh badan menghadap kearah tolakan. Kemudian secepatnya peluru ditolakan sekuat-kuatnya ke depan keatas, dengan bantuan menggerakan seluruh tenaga badan.

B. KERANGKA KONSEPTUAL
Berdasarkan pendapat dan teori-teori serta latar belakang masalah yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, penulis berpendapat banyak factor yang mempengaruhi hasil tolakan pada mahasiswa pendidikan kepelatihan olahraga semester 5 pada olahraga tolak peluru. Dan semua factor tersebut terdapat dalam bentuk latihan yang disajikan pelatih, salah satunya latihan heavy bag thrust. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, untuk lebih jelasnya dapat di gambarkan dalam bentuk kerangka konseptual sebagai berikut :
 Variable bebas    variable terikat

C.   HIPOTESIS
        Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: Latihan heavy bag thrust berpengaruh terhadap hasil tolakan pada tolak peluru pada mahasiswa pendidikan kepelatihan olahraga semester 5 jurusan pendidikan olahraga universitas riau.

No comments:

Post a Comment

Template by : kendhin x-template.blogspot.com